SEJARAH CAFE RACER
Bagaimana cafe-cafe di jalanan Inggris bisa menjadi pusat sebuah
subkultur sepeda motor? Mengapa restoran- restoran dan kedai- kedai
kecil dan sepi yang tadinya cuma menyajikan makanan ringan berubah jadi
tempat ngumpul Rockers dan pacarnya? Dari mana asal nama cafe racer? Dan
apa itu Rocker?
Untuk menjelaskan semua ini, saya akan jelaskan 2 hal secara terpisah: Sistem jalanan di Inggris dan kebangkitan youth culture.
Pertama, kita kembali ke tahun-tahun setelah PD I. Inggris telah
melewati perang dan suasana kembali normal. Saat itu jalur lalu lintas
di Inggris lebih banyak diisi oleh mobil dan sepeda motor. “Kereta tanpa
kuda dan sepeda bermesin” tidak lagi dianggap tren baru semata. Dengan
naiknya angka lalu lintas maka diciptakan sistem jalan baru di Inggris.
Jalan-jalan lama tidak sanggup lagi menampung jumlah mobil dan sepeda
motor yang terus meningkat akhirnya di-upgrade dan ditambahkan
jalan-jalan baru.
Dengan kembali normalnya industri di Inggris, bisnis pengangkutan dan
transportasi tumbuh dengan pesat bersama jalan-jalan baru yang disebut
motorways. Bersama industri ini, bermunculanlah cafe-cafe , SPBU, dan
tempat-tempat istirahat di sisi jalan yang dikunjungi oleh supir truk
dan motoris yang ingin rehat sejenak dalam perjalanannya.
Motorways baru ini membuat para pengantar barang keluar dari jalan-jalan
utama dan melintasi Inggris ke kota-kota seperti Manchester dan
Birmingham di utara. Motorways di masa ini tidak bisa dibandingkan
dengan jalan raya seperti di jaman sekarang. Bentuknya kecil dan sempit,
sebagian malah hanya jalan tanah atau jalan setapak yang diperlebar dan
diratakan lalu dipasangi rambu-rambu. Tikungan tajam, lajur yang
sempit, dan kumpulan ternak yang menyebrang begitu saja, membuat
rute-rute ini tidak memungkinkan dilalui dengan kecepatan tinggi. Selain
itu, kendaraan pada masa ini juga masih termasuk primitif dibandingkan
dengan angkutan jaman sekarang. Beberapa truk kecil hanya dapat melaju
dengan kecepatan maksimum 30 mph. Jadi wajar jika para pekerja angkut
ini sering berhenti dalam perjalanan mereka. Setiap beberapa mil
sepanjang rute yang ditempuh biasanya banyak ditemui tempat
pemberhentian. Sebagian besar tempat pemberhentian tersebut merupakan
persimpangan menuju kota dan desa yang lebih kecil. Hampir tiap
pemberhentian seperti ini dapat ditemukan sebuah café.
Selama bertahun-tahun cafe-cafe dan restaurant ini hanya buka siang hari
selama jam kerja. Mereka melayani pengunjung-pengunjung dengan makanan
hangat dan secangkir teh panas. Beberapa pemilik café mungkin saja
mengulur waktu tutupnya satu atau dua jam untuk mendapatkan pelanggan
lebih, tapi tidak ada maksud untuk menjadikannya pusat sosial atau
tempat nongkrong. Cafe-café ini hanya sekedar tempat istirahat yang
sederhana sepanjang sistem jalan raya baru Inggris.
Faktor penting berikutnya dalam munculnya Cafe racer dan Rocker yaitu bangkitnya Youth Culture,
walaupun sebelum PD II, pemahaman mengenai konsep ini masih lemah. Di
awal tahun ‘30an, Inggris keluar dari krisis dan para pemudanya telah
bekerja kembali. Dengan pekerjaan yang layak, para pemuda ini memiliki
uang lebih. Ditambah dengan cukup tingginya angka suplai motor tua, maka
hasilnya: dalam waktu singkat para pemuda memenuhi jalanan dengan
sepeda motornya. Sebagian sekedar jalan-jalan sore bersama pacarnya,
yang lainnya hanya sebatas ingin berkendara dengan tujuan rekreasional.
Seiring bangkitnya Inggris pasca perang, lusinan perusahaan menawarkan
berbagai jenis sepeda motor dan part-part-nya. Maka balap motor pun
kembali populer. Tidak puas dengan motor standar, maka para pemuda ini
mengganti part-partnya dengan yang lebih advance, yang mereka lihat di event-event balap. Bahkan sebagian dari mereka membuat special home made part.
Namun semua ini mendadak terhenti di akhir tahun 30-an, para pemuda ini
harus melepas jaket kulitnya dan mengenakan seragam tentara seiring
dengan berperangnya Inggris melawan Jerman. Selama PD II pemerintah
Inggris mengambil kendali industri sepeda motor untuk kebutuhan perang.
Dengan berakhirnya produksi sepeda motor, maka dunia balap dan penggemar
sepeda motor pun turut padam. Setelah perang berakhir, dibutuhkan 7
atau delapan tahun untuk kehidupan rakyat Inggris menjadi normal
kembali, namun semuanya tak sama lagi seperti sebelumnya.
Beberapa hal terjadi pada awal 50-an dimana semuanya berpadu
membangkitkan lagi era cafe racer. Para pemuda di Inggris kembali
bekerja dan mempunyai uang lebih. Industri sepeda motor Inggris pun
mencapai masa jayanya, dengan banyak dibuatnya sepeda motor hebat
seperti Norton Dominator, BSA Gold Star, Triumph Tiger 110 dan Velocette
Venom. Sepeda motor ini bukan hanya banyak digunakan dalam balapan di
seluruh Inggris, tapi juga banyak dijual di dealer setiap kota. Dan jika
anda tidak bisa memperoleh model yang anda sukai, anda bisa mengganti
tangki dan spakbornya dan membuatnya lebih oke dengan aksesoris yang
anda lihat di The Isle of Man TT atau Silverstone. Dengan berakhirnya
perang, maka pemuda dan sepeda motor kembali bergabung.
Mungkin yang menjadi faktor utama dalam terbentuknya kultur Cafe racer
atau Rocker adalah booming-nya Youth Culture dan ‘anti-heros’ barunya
pada tahun '50-an. Pada saat itu sedang gencarnya vokal Eddie Cochran,
Elvis Presley dan Gene Vincent mengalun di radio-radio. Rock-n-Roll
telah menjadi ancaman baru bagi masyarakat. Marlon Brando dan rebels
lainnya menyemarakkan layar perak dengan jaket kulitnya. Dalam waktu
singkat, semua ini membuat sepeda motor dengan lifestyle-nya yang khas
dipandang 'keren', dan tentu saja angka penjualannya jadi meningkat.
Kemudian barang-barang seperti stang jepit, tangki fiber, bodi belakang,
dan knalpot swept-back menjadi perlengkapan standar bagi rider, dan
bagi supplier barang-barang tersebut menjadi bisnis besar.
Setelah booming Youth Culture, tetap belum ada tempat yang benar-benar
mereka pakai untuk kongkow sampai mereka menemukan cafe-cafe di tempat
perhentian tersebut sangat cocok. Maka kemudian cafe-cafe sepanjang
North and South Circular road buka lebih lama untuk mengakomodasi para
motoris dan pacarnya ini. Cafe-cafe ini menjadi pusat sosial dari budaya
baru ini. Kelompok yang sering datang ke sebuah café akan menjadikannya
tempat kongkow permanen. Kadang antar kelompok ini balapan dari satu
café ke café lain dengan kecepatan diatas 100 mph (karenanya muncul
istilah ‘ton-up’. Kegiatan tersebut, terlebih dilakukan saat tengah malam ditambah
dengan kesan nakal dari jaket kulit, nampaknya memberikan para pemuda
ini reputasi buruk di mata Pers Inggris, polisi dan bahkan –lucunya-
Industri sepeda motor Inggris. Dan dari itu semua, sebuah Youth Culture
baru telah lahir: The Rocker.
Dan inilah berbagai foto-foto modifikasi ala Cafe Racer yang jadul :
Cara Berbisnis Online
Game
Honda CB
Kuliner
Musik
Berbagai Tutorial